Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah terus mendorong tercapainya target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada 2025. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Harga listrik yang dihasilkan dari PLTS pun digadang-gadang akan semakin murah.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan Indonesia akan belajar dari negara tetangga, Kamboja, terkait pembuatan PLTS. Pasalnya, Kamboja menurutnya berhasil mengembangkan PLTS skala kecil seperti 60 Mega Watt (MW) dengan harga rendah yakni hanya 3,8 sen dolar per kilo Watt hour (kWh).
“Kita bisa bangun yang kecil-kecil dulu seperti di Kamboja ya. Kamboja kembangkan 60 MW PLTS, tetapi mereka berhasil dengan harga hanya 3,8 sen dolar per kWh,” paparnya dalam acara “Tempo Energy Day Pengembangan Energi Baru Terbarukan” kemarin, Kamis (22/10/2020).
Harga tersebut menurutnya sangat menarik karena biaya produksi bisa lebih murah. Melihat suksesnya Kamboja dalam mengembangkan PLTS, Indonesia berencana mengkopi cara-cara yang dilakukan oleh Kamboja.
“Apa yang mereka lakukan di sana ada hal yang bisa kita copy di Indonesia dan kegiatan ini sedang berjalan seiring dengan rancangan Perpres sedang difinalisasi,” tuturnya.
Dia mengatakan, pemerintah tengah berupaya mendorong pembangunan PLTS dengan menggandeng lembaga keuangan Asian Development Bank (ADB). Menurutnya, ADB berperan aktif dan sukses terkait pemanfaatan, meski tidak langsung besar seperti di proyek panel surya Abu Dhabi sebesar 2 giga watt (GW).
“Saat ini karena kita sedang akselerasi PLTS secara masif, maka saat ini kita sedang menggandeng Asian Development Bank,” ungkapnya
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pemasangan PLTS Atap bagi masyarakat yang menginginkan, prosesnya cukup mudah. Pelanggan cukup datang ke PLN menyampaikan proposal. Bahkan bisa dibantu oleh yang menyediakan teknologinya karena mereka lebih paham kompeten.
“Mekanisme pasang itu sederhana, simple, pelanggan datang ke PLN sampaikan proposal, bisa dibantu juga oleh penyedia teknologi karena mereka lebih paham penyediaan ini, juga kompeten untuk itu. Setelah proposal lengkap, baru instalasi dan meteran akan disediakan PLN,” jelasnya.
Bahkan dengan memasang PLTS Atap, menurutnya pelanggan bisa menghemat tagihan listrik hingga 30%.
“Ini dimaksudkan agar pelanggan PLN yang pasang PLTS Atap ini bisa mendapatkan penghematan listrik dari penggunaan listriknya yang selama ini tersambung dengan PLN. Kita harapkan minimal sampai 30% dari pemanfaatan listrik,” tuturnya.
Click here for link (Kembangkan PLTS, RI Mau Tiru Kamboja Lho, Apa Bagusnya Ya?)
Click here for download article (Kembangkan PLTS, RI Mau Tiru Kamboja Lho, Apa Bagusnya Ya?)